Dalam sesi teknis dijelaskan skenario perhitungan kebutuhan energi, investasi, dan teknis operasional PLTS, termasuk tantangan penyimpanan energi menggunakan Battery Energy Storage System (BESS).
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa implementasi PLTS secara nasional dapat memberikan efisiensi biaya hingga 50 persen dibandingkan dengan pembangkit diesel atau BBM.
Rapat ini juga membahas skema hibrida antara produksi dalam negeri dan kebutuhan impor, peran koperasi desa sebagai pengelola operasional PLTS, serta kemungkinan dibentuknya entitas khusus untuk mengelola pembiayaan, implementasi, dan regulasi lintas sektor.
Program konversi kendaraan bensin ke listrik juga menjadi agenda penting. Pemerintah tengah menyiapkan pembaruan regulasi serta bantuan unit motor listrik untuk mendorong pertumbuhan bengkel-bengkel konversi di daerah terpencil.
Pertemuan ditutup dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara praktisi, regulator, dan analis dalam merumuskan kebijakan berbasis data dan riset. Mendiktisaintek juga mendorong agar riset-riset dari universitas diarahkan untuk menjawab kebutuhan konkret pemerintah dalam sektor energi, pertanian, dan industri manufaktur. dilansir kemdiktisaintek.go.id