Anak-anak Palestina mengantre untuk mengambil air di dalam sebuah kamp pengungsian di wilayah pusat Gaza City pada 6 April 2025. (CARPAN/Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Presiden Prabowo Subianto bertolak dari Jakarta ke Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu, untuk kunjungan kenegaraan dan bertemu dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah.
Warga Palestina memeriksa bangunan sekolah yang rusak pascaserangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 12 Mei 2025. (CARPAN/Xinhua/Mahmoud Zaki)
Jepang telah mengusulkan kerja sama dengan Amerika Serikat dalam pembuatan kapal sebagai bagian dari negosiasi tarif dagang yang sedang berlangsung, menurut laporan Jiji Press pada Senin (12/5) dengan mengutip sumber-sumber terkait.
Pemerintah AS diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk mencegah negara lain melakukan praktik yang sengaja menyebabkan kenaikan harga obat di negara itu.
Amerika Serikat (AS) dan China sepakat melakukan pelonggaran tarif secara signifikan selama 90 hari, menandai momen langka dalam konflik dagang berkepanjangan kedua negara dan memberikan harapan baru bagi stabilitas ekonomi jangka panjang.
Dengan merujuk pada tantangan revolusi industri masa lalu, Leo XIV menekankan bahwa AI kini menghadirkan tantangan sosial serupa namun dalam bentuk baru.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Rusia tidak merasa terpojok oleh dorongan para pemimpin Eropa untuk memberlakukan gencatan senjata selama 30 hari yang dijadwalkan mulai Senin, meskipun ada ancaman sanksi yang diperluas.
Otoritas Sumber Daya Air Palestina (Palestinian Water Authority/PWA) pada Sabtu (10/5) memperingatkan bahwa saat ini Jalur Gaza menghadapi krisis air dan "hampir mati kehausan" akibat layanan penyediaan air minum dan sanitasi yang nyaris sepenuhnya lumpuh di tengah konflik dengan Israel.
Rusia siap melakukan negosiasi serius dengan Ukraina, dan fokus pada permasalahan menghilangkan akar penyebab konflik, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
Diplomat dan Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2001-2009, Hassan Wirajud, memproyeksikan bahwa tatanan dunia akan terus melemah pasca kebijakan Trump untuk mengenakan tarif dasar minimal 10 persen ke berbagai negara, termasuk Indonesia.